Informasi

Overthinking: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi overthinking

Kamu pernah nggak, lagi santai di tempat tidur tapi pikiran malah muter ke mana-mana? Tiba-tiba mikirin masa lalu, takut sama masa depan, bahkan hal-hal kecil jadi terasa besar banget. Nah, kalau kamu sering ngalamin ini, bisa jadi kamu sedang overthinking alias kebanyakan mikir.

Overthinking memang manusiawi, tapi kalau terus-terusan bisa jadi masalah. Di artikel ini, kita bakal bahas apa sih sebenarnya  itu, kenapa bisa terjadi, apa dampaknya, dan gimana caranya menghadapinya tanpa bikin kepala makin puyeng.


Apa Itu Overthinking?

Hal ini terjadi ketika pikiran kita nggak berhenti muter di satu masalah atau kekhawatiran, bahkan yang sepele sekalipun. Bukan cuma mikirin solusi, tapi lebih ke menganalisis berlebihan, memikirkan kemungkinan terburuk, dan muter-muter di situ aja tanpa ada ujungnya.

Orang yang overthinking biasanya kesulitan buat “berhenti” mikir. Mereka bisa mikirin satu kejadian berulang kali, mengira-ngira reaksi orang lain, atau takut ambil keputusan karena takut salah.


Penyebab Overthinking

Ilustrasi orang yang overthinking

1. Takut Gagal

Banyak orang mengalam hal ini karena perasaan takut gagal atau bikin kesalahan. Mereka jadi terlalu hati-hati sampai-sampai nggak berani melangkah.

2. Pengalaman Buruk

Pernah punya pengalaman nggak enak? Nah, kadang itu bisa jadi pemicu overthinking. Otak kita jadi belajar buat “bersiap” supaya kejadian buruk nggak terulang, walau belum tentu akan kejadian lagi.

3. Perfeksionisme

Punya standar tinggi itu bagus, tapi kalau terlalu perfeksionis bisa bikin otak terus-terusan mikir, nyari yang sempurna, dan akhirnya malah nggak ngapa-ngapain.

4. Tekanan Sosial

Media sosial, ekspektasi orang lain, dan budaya “selalu produktif” juga bisa jadi pemicu. Kita jadi ngebandingin diri sama orang lain, dan akhirnya merasa kurang terus.


Dampak Overthinking

Overthinking bukan cuma ganggu pikiran, tapi juga bisa berpengaruh ke fisik dan emosi.

1. Kecemasan dan Stres Akibat Overthinking

Pikiran yang nggak berhenti bisa bikin kita gampang cemas dan stres. Nggak jarang juga bikin susah tidur karena otak terus mikir walau badan udah capek.

2. Kurang Produktif Akibat Overthinking

Ironisnya, makin banyak mikir malah makin susah ambil tindakan. Akhirnya kita jadi menunda-nunda dan bingung mau mulai dari mana.

3. Gangguan Hubungan Karena Overthinking

Overthinking juga bisa bikin kita salah paham sama orang lain, mikir yang nggak-nggak, atau terlalu khawatir sama reaksi orang. Ini bisa merusak komunikasi dan bikin hubungan jadi renggang.


Cara Mengatasi Overthinking

Tenang, overthinking bisa dikendalikan kok. Nggak langsung hilang sih, tapi bisa banget dikurangi perlahan-lahan.

1. Sadari Saat Kamu Overthinking

Langkah pertama adalah sadar dulu kalau kamu lagi overthinking. Begitu kamu sadar, kamu bisa mulai “ngobrol” sama diri sendiri dan bilang, “Oke, kayaknya ini cuma pikiran aja.”

2. Fokus ke Hal yang Bisa Dikontrol

Nggak semua hal di dunia ini bisa kita atur. Jadi fokuslah ke hal-hal yang memang bisa kamu kendalikan, dan terima yang di luar kendali.

3. Tulis Pikiran Kamu

Kadang pikiran terasa berat karena semuanya numpuk di kepala. Coba tuangkan lewat tulisan. Nggak usah rapi, yang penting kamu bisa “mengeluarkan” semua yang ada di pikiran.

4. Lakukan Aktivitas Fisik

Jalan santai, lari kecil, atau sekadar stretching bisa bantu mengalihkan pikiran dari hal-hal yang bikin stres. Gerak badan juga bantu otak untuk lebih rileks.

5. Latihan Mindfulness

Latihan mindfulness atau kesadaran penuh bisa bantu kamu fokus ke saat ini. Nggak perlu ribet, cukup tarik napas dalam-dalam dan rasakan apa yang kamu alami saat ini—tanpa menghakimi.

6. Bicara dengan Orang yang Dipercaya

Kadang kita cuma butuh didengar. Cerita ke teman, pasangan, atau profesional bisa bikin kamu merasa lega dan dapat sudut pandang baru.


Kapan Harus Cari Bantuan Profesional?

Kalau overthinking udah mengganggu aktivitas sehari-hari, tidur, atau bikin kamu cemas berlebihan, nggak ada salahnya cari bantuan ke psikolog atau konselor. Itu bukan tanda lemah, tapi justru langkah berani buat jaga kesehatan mental.


Penutup

Overthinking memang bisa datang kapan aja, apalagi di zaman serba cepat kayak sekarang. Tapi kamu punya kendali buat ngatur pikiranmu sendiri. Dengan latihan, kesadaran, dan dukungan yang tepat, kamu bisa pelan-pelan belajar buat nggak tenggelam dalam pikiran sendiri.

Ingat, kamu nggak harus mikir semuanya sekarang. Kadang, berhenti sejenak itu justru langkah terbaik.

Baca juga : Kesehatan Mental di Tempat Kerja: Studi Terbaru tentang Dampak Beban Kerja terhadap Psikologi Karyawan